Mulai September 2022 mendatang, tarif retribusi wisata Pantai Selatan, di Kabupaten Bantul direncanakan bakal naik. Dari yang semula Rp 10 ribu, naik menjadi Rp 15 ribu untuk satu tiket. Namun sebelum rencana itu direalisasikan, Pemkab Bantul masih harus menyiapkan beberapa sarana pendukung.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menyatakan bahwa kenaikan tarif retribusi tersebut membutuhkan beberapa piranti dan tidak bisa serta merta langsung bisa diputuskan.
“Satu, harus mengubah regulasi, minimal peraturan bupati yang terkait dengan keuangan termasuk retribusi,” ujarnya Sabtu (23/4/2022).
Selain itu, syarat kedua adalah anggaran. Di mana sampai perubahan APBD, Kwintarto menyatakan bahwa belum ada biaya untuk cetak karcis dengan tarif baru jika itu memang dinaikan.
“Sehingga kalau ini dinaikan sebelum September, kita belum punya alat bukti tarik. Jadi kalau ada kenaikan dimungkinkan setelah september. Wacana sudah ada, tapi piranti harus lengkap. Kan tidak mungkin menaikan retribusi, terus karcis hanya ditulis pulpen atau spidol, akan bermasalah nanti,” urainya.
Ia juga memaparkan bahwa harus ada alasan yang mendasari kenaikan tarif retribusi pansela. Dalam hal ini akan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan.
“Mungkin salah satunya Jembatan Kretek II pada agustus akan diresmikan, sehingga nanti pantai timur dan barat akan jadi satu. Kalau jadi satu, sekali masuk semua pantai Bantul bisa terlayani, sehingga alasan (retribusi) naik jelas,” ungkapnya.
Kwintarto tidak menepis bahwa pemerintah daerah membutuhkan pemasukan untuk mengisi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun yang terpenting adalah mengutamakan kenyamanan wisatawan dan peningkatan pelayanan.
“Insyaallah kalau ada kenaikan pasti sudah dilakukan kajian dan itu memenuhi syarat. Walaupun di sisi timur, itu kalau dinaikan sekarang secara hitungan pun sebenarnya memenuhi syarat, tapi kita tetap mempertimbangkan segala sesuatunya, tidak grusah-grusuh,” ujarnya.
Ia menginginkan ketika nanti retribusi jadi naik, wisatawan akan nyaman untuk berkunjung ke Bantul, PAD dapat bertambah, pelayanan juga bisa optimal dan tidak timbul permasalahan baru.
Termasuk saat ini pihaknya sedang mendorong untuk penerapan cashless. Ia mengibaratkan, jika seluruh wisatawan bisa 100 persen menerapkan cashless, maka menaikkan tarif saat ini pun tidak akan masalah, karena tidak memerlukan karcis lagi.
“Tapi kan cashless ini kita tes sampai sekarang progresnya masih di 6 persen. Jadi masih jauh kalau mau cashless murni, kalau kita paksakan lalu masyarakat tidak siap, lalu akan terjadi antrean panjang, macet di hari-hari tertentu nanti kami juga repot,” ucapnya.
Ia menyatakan bahwa saat ini masyarakat masih belum siap untuk menerapkan cashless saat membayar retribusi. Maka dari itu, pihaknya pun masih terus akan melakukan edukasi.
“Harapannya tahun depan memang bisa cashless, jadi orang mau masuk TPR, sampai lokasi tinggal tap satu dua detik selesai,” pungkasnya